Pages

Senin, 06 Juni 2011

RAUL MANUSIA REKOR



Bertambah lagi rekor hebat yang dibuat Raul Gonzalez. Turun ke lapangan saat Real Madrid menundukkan Mallorca, Minggu (11/1/2009), ia mencatatkan namanya dua kali di dalam buku rekor.Dalam laga berkesudahan 3-0 itu Raul memainkan pertandingannya yang ke-500 di level La Liga.
Tak hanya itu, ia juga mencetak satu gol, sementara dua gol lainnya disumbangkan Arjen Robben dan Sergio Ramos.Rekor pertama Raul adalah ia menjadi pemain nomor dua yang paling sering membela Real Madrid di Liga Spanyol. Ia hanya terpaut 23 angka dari mantap kapten Manuel Sanchis, yang bermukim di Santiago Bernabeu dari 1983 sampai 2001.
Penyerang kidal kelahiran 27 Juni 1977 itu memainkan debutnya di Liga Spanyol pada 29 Oktober 1994, dan sampai saat ini, dengan 500 penampilannya itu ia telah menghasilkan 212 gol. Dirata-ratakan, Raul mencetak satu gol per 2,35 game. Ia hanya perlu tambahan empat gol lagi untuk menyamakan rekor gol terbanyak El Real yang dipegang Alfredo di Stefano yang legendaris itu.Rekor kedua terakhir bapak empat anak itu -- termasuk dua anak kembar -- adalah pemain keenam dalam sejarah Liga Spanyol yang telah bermain minimal 500 kali.
Lima pendahulunya adalah Andoni Zubizaretta (622), Eusebio Sacristan (543), Paco Buyo (542), Sanchis, dan Nano Soler (504).Meskipun di kategori itu hanya nomor enam, tapi Raul adalah yang termuda saat membukukannya.
Saat ini ia berumur 31, sementara Zubizaretta melakukannya di usia 33 tahun 181 hari, dan Sanchis 33 tahun 358 hari.Catatan hebat Raul yang lain di antaranya top skorer timnas Spanyol dengan 44 gol dari 102 caps, tak pernah mendapat kartu merah dan hanya 22 kali diganjar kartu kuning. Ia juga masih masih memimpin daftar top skorer kejuaraan antarklub Eropa dengan 66 gol.Satu lagi, dari 500 penampilan Raul di liga, ia tampil sebagai starter sebanyak 471 kali, dan sebagian besar dari angka itu dilakukannya sambil menyandang ban kapten.
Well, tak disangsikan lagi bahwa Raul sudah menjadi legenda Real Madrid.

REKOR CLEAN SHEET TERLAMA

Jika striker disebut hebat karena jumlah golnya, kriteria apa yang paling tepat untuk mencari kiper terbaik? Kalau patokannya adalah clean sheet terpanjang, maka kita sudah dapat pemenangnya.

Siapa?Namanya adalah Geraldo Pereira de Matos Filho atau kerap dipanggil Mazaropi. Mungkin tak banyak yang mengenalnya karena dia cuma meruimput di liga domestik Brasil dan tak pernah main di timnas.


Tapi apa yang ditorehkan Mazaropi sangatlah fenomenal. Saat membela CR Vasco da Gama dia pernah tak kebobolan selama 1.816 menit, dengan kata lain kiper Brasil itu mampu untuk menjaga gawangnya untuk tetap "perawan" di 20 lebih secara pertandingan berturut-turut.Raihan tersebut ditorehkan Mazaropi dalam selang 18 Mei 1977 hingga 7 September 1978.


Demikian data yang dihimpun dari International Federation of Football History & Statistics.Berada di posisi dua daftar tersebut juga kiper antah berantah bernama Thabet El-Batal. Dalam kurun 7 Maret 1975 hingga 29 Desember 1976, penjaga gawang berkebangsaan Mesir itu tak pernah kebobolan selama 1.442 menit atau 16 pertandingan. Rekor tersebut dicatatkan El Batal saat membela National SC Cairo di Liga Mesir.Adalah mantan penjaga gawang Belgia, Dany Verlinden yang duduk di posisi tiga.


Gawang Klub Brugge pernah dijaganya selama 15 pertandingan lebih, tepatnya dia sempat tidak kebobolan sepanjang 1.390 menit.Hingga posisi enam besar, Mesir ternyata menjadi negara yang paling mendominasi daftar ini. Setelah Jose Maria Buljubasich duduk di posisi empat dengan rekor 1.352 menit, negara peraih enam tropi Piala Afrika itu berturut-turut menempatkan wakilnya di posisi lima dan enam.Yang muncul di posisi lima lagi-lagi Thabet El-Batal. Dua tahun setelah rekor pertamanya dia kembali menorehkan catatan fantastis dengan menjaga gawangnya bersih dari gol selama 1.325 menit, juga bersama klub SC Cairo..

Sedangkan yang duduk di posisi enam adalah Essam El-Hadari (SC Cairo) yang tidak kebobolan sepanjang 1.288 menit.Berturut-turut hingga posisi 10 besar adalah Abel Resino Gomez (Atletico Madrid) yang pernah 1.275 menit tidak kebobolan, Gaetan Huard (FC Girondins de Bordeaux, Prancis, 1.266 menit),

Armelino Donizete Quagliano "Zetti" (SE Palmeiras Sao Paulo, Brasil 1.242 menit) dan Marios Praxitelous (Omonia Nicosia, Siprus, 1.221 menit).Sementara Petr Cech "cuma" duduk di urutan 36 dengan catatan pernah tidak kebobolan selama 1.025 menit, itu didapat di musim pertamanya bersama Chelsea tepatnya pada 12 Desember 2004 sampai 05 Maret 2005. Kiper legendaris Italia Dino Zoff menduduki urutan 78 menyusul suksesnya mengawal gawang Juventus tanpa kebobolan sepanjang 903 menit.

Rekor Clean Sheet TerpanjangNama Klub Negara Selang Waktu Rekor

1. Mazaropi CR Vasco da Gama Rio de Janeiro Brasil 18/05/1977-07/09/1978 1.816 menit

2.Thabet El-Batal National SC Cairo Mesir 07/04/1975-29/12/1976 1.442 menit

3. Dany Verlinden Club Brugge KV Belgia 03/03/1990-26/09/1990 1.390 menit

4. Jose Maria Buljubasich Universidad Catolica, Argentina 26/06/2005-30/10/2005 1.352 menit

5.Thabet El-Batal National SC Cairo Mesir 03/03/1978-16/02/1979 1.325 menit

6.Essam El-Hadari National SC Cairo Mesir 28/02/2006-21/08/2006 1.288 menit

7.Abel Resino Gomez Atletico Madrid Spanyol 25/11/1990-17/03/1991 1.275 menit

8. Gaetan Huard Bordeaux France 03/12/1992-10/04/1993 1.266 menit

9.Armelino Donizete Quagliano "Zetti" SE Palmeiras Brasil 05/04/1987-24/05/1987 1.242 menit

10.Marios Praxitelous Omonia Nicosia Siprus 25./10/1981-13/02/1982 1.221 menit

REKOR TRANSFER PEMAIN SEPAK BOLA TERMAHAL DI DUNIA

 Dalam sepak bola , pasti ada istilah Transfer... yaitu pembelian antar pemain sepak bola. di sini, saya akan membahas tentang transfer pemain sepak bola termahal di dunia.  yang paling mahal adalah Zinedine Zidane. rekor ini belum ada yang memecahkan... Katanya, jika Cristiano Ronaldo jadi pindah ke Real Madrid musim 2009-2010, itu merupakan rekor transfer pemain sepak bola termahal.  Daftar pemain termahal adalah sebagai berikut :  1. Zinedine Zidane (Perancis), dari Juventus ke Real Madrid tahun 2001 seharga 46 juta poundsterling.  2. Luis Figo (Portugal), dari Barcelona ke Real Madrid tahun 2000 seharga 38,7 juta poundsterling.  3. Hernan Crespo (Argentina), dari Parma ke Lazio tahun 2000 seharga 35,5 juta poundsterling.  4. Gianluigi Buffon (Italy), dari Parma ke Juventus tahun 2001 seharga 32,6 juta poundsterling.  5. Robinho (Brazil), dari Real Madrid ke Manchester City tahun 2008 seharga 32,5 juta poundsterling.  6. Christian Vieri (Italy), dari Lazio ke Inter Milan tahun 1999 seharga 32 juta poundsterling.  7. Andriy Shevchenko (Ukraina), dari AC Milan ke Chelsea tahun 2006 seharga 30,8 juta poundsterling.  8. Dimitar Berbatov (Bulgaria), dari Tottenham Hotspurs ke MU tahun 2008 seharga 30,75 juta poundsterling.  9. Pavel Nedved (Ceko), dari Lazio ke Juventus tahun 2001 seharga 30,6 juta poundsterling.  10. Rio Ferdinand (Inggris), dari Leeds United ke MU tahun 2002 seharga 29,1 juta poundsterling.

Sabtu, 04 Juni 2011

186 Suara Pilih Sepp Blatter Jadi Presiden FIFA


Sepp Blatter kembali terpilih sebagai presiden FIFA hingga 2015 setelah dalam kongres memperoleh 186 dari 203 suara.

Pelaksanaan kongres ini berlangsung ditengah hantaman badai yang menerjang FIFA. Sejumlah skandal suap yang melibatkan petinggi induk organisasi sepakbola internasional ini bermunculan.>

Blatter menjadi calon tunggal setelah kandidat lainnya, Mohamed bin Hammam mengundurkan diri, dan terkena sanksi dari Komite Etik terkait dugaan skandal suap beberapa hari menjelang kongres berlangsung. Blatter juga sempat dikaitkan dengan permasalahan suap, tapi dianggap bersih oleh Komite Etik.

“Kami sudah dihantam, dan saya secara pribadi telah ditampar. Saya tidak menginginkan hal seperti ini terulang kembali,” ujar Blatter.

Federasi sepakbola Inggris [FA] tidak memberikan suara dalam voting yang dilakukan secara tertutup ini.

Sejarah Manis Sepakbola Indonesia

Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu hebat. Mulai dari Dinamo Moskow dengan Vladimir Bubukin-nya, Santos dengan Pele-nya, tim nasional Uruguay, PSV Eindhoven atau Feyenoord. Dua klub Inggris Stoke City dan Queen’s Park Rangers, Brno (Ceko), Kristiansand (Norwegia), Ebsbjerg (Denmark) juga pernah datang.

Ketika di bulan Juni 1983, Arsenal melawat ke Indonesia. Reputasi klub elite London kala itu belum senyaring sekarang. Di Inggris saat itu adalah eranya Liverpool, Nottingham Forest atau Aston Villa, yang salah satu bintangnya kini menjadi pelatih nasional Indonesia.

Siapa lagi kalau bukan Peter Withe. Gol tunggalnya ke gawang Bayern Muenchen mengantarkan klub asal Birmingham meraih trofi Piala Champion 1981/82.

The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama berlibur ke Bali.

Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya, sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan.

Menurut Kompas waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.

Fandi, yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.

Kalau begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai “Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional.

Data dan fakta :
Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
tanggal : 16 Juni 1983
Stadion 10 November, Surabaya
pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85

Susunan Pemain:
Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly

Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary, Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland, Paul Davis, Brian McDermott,
Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix

Inilah Kerugian Timnas Bila PSSI Dihukum FIFA

Nasib persepakbolaan Indonesia di kancah internasional akan segera diputuskan di sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 30 Mei 2011. Hasil dari sidang Exco ini akan berpengaruh pada nasib tim nasional Indonesia dan klub-klub yang bertanding di pentas Asia.

Agum Gumelar, sebagai Ketua Komite Normalisasi akan mendatangi markas FIFA di Zurich Swiss, Sabtu 28 Mei 2011. Agum akan melobi FIFA agar sepakbola Indonesia lolos dari ancaman sanksi menyusul kacaunya Kongres Nasional PSSI 20 Mei lalu. Perwakilan FIFA yang hadir merasa kecewa atas kekisruhan itu.

Rakyat Indonesia penggila sepakbola menaruh harapan besar kepada Agum. Sebab, jika sampai mendapat sanksi berat dari FIFA, seluruh komponen yang ada dalam lingkungan sepakbola Indonesia akan rugi.

Kerugiannya adalah sejumlah agenda internasional bagi tim Merah Putih dan klub sepakbola Indonesia bisa dibatalkan. Padahal, yang sudah di depan mata adalah pesta olahraga SEA Games di Tanah Air pada November nanti. Ditambah lagi, Persipura Jayapura baru saja lolos delapan besar Piala AFC.

Berikut adalah agenda Timnas-Klub 2011 di event Internasional yang akan hilang bila FIFA menjatuhkan sanksi ke PSSI.

1. 7-20 Juli, Piala AFF U-17 di Laos.
2. 16-23 Juli, Piala AFF U-23 di Indonesia
3. 23-27 Juli, Kualifikasi Piala Dunia
4. September, Persipura (babak 8 Besar Piala AFC)
5. 10-20 September, Piala AFF U-20 di Malaysia
6. 12-22 September, Kualifikasi Piala Asia U-19
7. 11-25 November, SEA Games di Indonesia, Palembang
8. 10-16 Desember, Piala AFF Futsal Indonesia

Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada 17 negara anggota FIFA yang pernah menerima sanksi. Rata-rata kasusnya adalah intervensi dari pihak ketiga. Intervensi seperti itu biasanya campur tangan pemerintah.

SEJARAH MANCHESTER UNITED

Tim pertama kali dibentuk dengan nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railwaiy F.C. pada 1878 sebagai tim karya Lancashire dan Yorkshire, stasiun kereta api di Newton Heath. Kaos tim berwarna hijau – emas. Mereka bermain di sebuah lapangan kecil di North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street di kota dekat Clayton pada 1893. Tim sudah memasuki kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, menjadi perusahaan mandiri, mengangkat seorang sekretaris perkumpulan dan pengedropan “L&YR” dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja..

Tak lama kemudian, di tahun 1902, tim nyaris bangkrut, dengan utang lebih dari £2500. Lapangan Bank Street mereka telah ditutup.[2]

Sebelum tim mereka bubar, mereka menerima investasi dari J. H. Davies*, direktur Manchester Breweries. Awalnya, seorang legenda tim, Harry Stafford, yang merupakan kapten tim, memamerkan anjing St. Bernardnya**, kemudian Davies memutuskan untuk membeli anjing itu. Stafford menolak, tetapi berhasil mempengaruhi Davies untuk menannamkan modal pada tim dan menjadi chairman tim.[3] Diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Central dan Manchester Celtic adalah nama yang diusulkan, sebelum Louis Rocca, seorang imigran muda asal Italia, berkata “Tuan-tuan, mengapa kita tidak menggunakan nama Manchester United?”[4] Nama ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April 1902. Davies juga memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.

Ernest Mangnall ditunjuk menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang mengundurkan diri pada tanggal 28 September 1902. Mangnall bekerja keras untuk mengangkat tim ke Divisi Satu dan gagal pada upaya pertamanya, menempati urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall memutuskan untuk menambah sejumlah pemain ke dalam klub dan merekrut pemain seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John Picken, ada juga Charlie Roberts yang membuat dampak besar. Dia dibeli £750 dari Grimsby Town pada April 1904, dan membawa tim ke posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904.

Mereka kemudian berpromosi ke Divisi Satu setelah finis diurutan dua Divisi Dua musim 1905–06. Musim pertama mereka di Divisi Satu berakhir kurang baik, mereka menempati urutan 8 klasmen. Akhirnya mereka memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908. Manchester City sedang diselidiki karena menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA. Mereka didenda £250 dan delapan belas pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk mereka lagi. United dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, merekrut Billy Meredith dan Sandy Turnbull, dan lainnya. Pemain baru ini tidak boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru 1907, akibat dari skors dari FA. Mereka mulai bermain pada musim 1907–08 dan United membidik gelar juara saat itu. Kemenangan 2–1 atas Sheffield United memulai kemenangan beruntun sepuluh kali United. Namun pada akhirnya, mereka tutup musim dengan keunggulan 9 poin dari rival mereka, Aston Villa.

Klub membutuhkan waktu dua tahun untuk membawa trofi lagi, mereka memenangkan trofi Liga Divisi Satu untuk kedua kalinya pada musim 1910–11. United pindah ke lapangan barunya Old Trafford. Mereka memainkan pertandingan pertamanya di Old Trafford pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool, tetapi mereka kalah 4-3. Mereka tidak mendapat trofi lagi pada musim 1911–12, mereka tidak didukung oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester City setelah 10 tahunnya bersama United. Setelah itu, mereka 41 tahun bermain tanpa memenangkan satu trofi pun.

United kembali terdegradasi pada tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi Satu. Mereka naik divisi lagi tahun 1925, tetapi kesulitan untuk masuk jajaran papan atas liga Divisi Satu dan mereka turun divisi lagi pada tahun 1931. United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya yaitu posisi 20 klasemen Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.

Keterangan:
Pemilik Manchester United yang pertama
St. Bernard akhirnya menjadi maskot MU yang pertama dari tahun 1902-1906
Era Busby (1945–1969)

Pada tahun 1945, Matt Busby ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini.

Charlie Mitten pulang ke Colombia untuk mencari bayaran yang lebih baik, tetapi kemampuan pemain senior United tidak menurun dan kembali meraih gelar Divisi Satu pada 1952. Busby tahu, bahwa tim sepak bola tidak hanya membutuhkan pengalaman pemainnya, maka, dia juga berpikir untuk memasukkan beberapa pemain muda. Pertama-tama, pemain muda seperti Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones dan Dennis Viollet, membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953, tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby mempunyai pemain bertalenta tinggi yang bernama Duncan Edwards. Pemuda asal Dudley, West Midlands memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain disegala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. Musim lalu, FA membatalkan hak Chelsea untuk tampil di Piala Champions. United dapat mencapai babak semi-final dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.




Sebuah plat kenangan di Old Trafford sebagai penghargaan untuk para pemain yang meninggal pada tragedi Munich Air.

Tragedi terjadi pada musim berikutnya, ketika pesawat membawa tim pulang dari pertandingan Piala Champions Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di Munich, Jerman untuk mengisi bahan bakar. Tragedi Munich air tanggal 6 Februari 1958 merenggut nyawa 8 pemain tim – Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam “Billy” Whelan – dan 15 penumpang lainnya, termasuk beberapa staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry.[5] Terjadi 2 kali pendaratan sebelum yang ketiga terjadi kesalahan fatal, yang disebabkan tidak stabilnya kecepatan pesawat karena adanya lumpur. Penjaga gawang United Harry Gregg mempertahankan kesadaran saat kecelakaan itu dan dibawah ketakutan pesawat akan meledak, menyelamatkan Bobby Charlton dan Dennis Viollet dengan mengencangkan sabuk pengamannya. Tujuh pemain United menginggal dunia di tempat sedangkan Duncan Edwards tewas ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sayap kanan Johnny Berry juga selamat dari kecelakaan itu, tetapi cedera membuat karier sepak bolanya berakhir cepat. Dokter Munich mengatakan bahwa Matt Busby tidak memiliki banyak harapan, namun ia pulih dengan ajaibnya dan akhirnya keluar dari rumah sakit setelah dua bulan dirawat di rumah sakit.

Ada rumor bahwa tim akan mengundurkan diri dari kompetisi, namun Jimmy Murphy mengambil alih posisi manager ketika Busby dirawat di rumah sakit, klub melanjutkan kompetisinya. Meskipun kehilangan pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, dimana mereka kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk dapat mengirimkan United dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk berpartisipasi di Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban kecelakaan, namun FA menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan menyelesaikan liga di posisi kedua klasemen; tidak buruk untuk sebuah tim yang kehilangan sembilan pemain akibat tragedi Munich air.

Busby membangun kembali tim di awal dekade 60-an, membeli pemain seperti Denis Law dan Pat Crerand. Mungkin orang yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah pemuda Belfast yang bernama George Best. Best memiliki keatletikkan yang sangat langka. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun hanya finis diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan memenangkan liga tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala Champions Eropa 1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1 dipertandingan final, menjadi tim Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini. Tim United saat itu memiliki Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law and George Best. Matt Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.
Masa sulit (1969–1986)

Setelah masa yang gemilang, United mengalami masa-masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, selesai diurutan delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim 1970–71 dengan buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih tim cadangan. Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah asuhan Busby, United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia meninggalkan klub pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa pemain kuncinya seperti Nobby Stiles dan Pat Crerand.

Manager Celtic yang berhasil membawa Piala Champions ke Glasgow, Jock Stein, ditunjuk untuk mengisi posisi manager — Stein telah menyetujui kontrak secara verbal dengan United, tetapi membatalkannya — . Frank O’Farrell ditunjuk sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O’Farrell tidak bertahan lebih dari 18 bulan, bedanya hanya O’Farrell bereaksi untuk menanggulangi penampilan buruk dari United dengan membawa muka baru ke dalam klub, yang paling nyata adalah direkrutnya Martin Buchan dari Aberdeen seharga £125,000. Tommy Docherty menjadi manager diakhir 1972. Docherty, atau “Doc”, menyelamatkan United dari degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang saat itu trio Best, Law and Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah ke Manchester City pada musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut untuk menggantikan Best, Law and Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa.

Tim meraih promosi pada tahun pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell yang bermain baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere Rovers. United mencapai Final Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan Southampton. Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool 2–1. Didalam kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki hubungan dengan istri fisioterapi.

Dave Sexton menggantikan Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim bermain lebih defensif. Gaya bermain ini tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya menyerang Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan, Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak dapat mengangkat United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan kedua, dan hanya sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal. Karena tidak meraih gelar, Sexton dipecat pada tahun 1981, walaupun ia memenangkan 7 pertandingan terakhirnya.

Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson dari West Brom. Robson disebut-sebut merupakan pemain tengah terbaik sepeninggal Duncan Edwards. Tim Atkinson memiliki pemain baru seperti Jesper Olsen, Paul McGrath dan Gordon Strachan yang bermain bersama Norman Whiteside dan Mark Hughes. United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985, dan diunggulkan untuk memenangkan liga musim 1985–86 setelah memenangkan 10 pertandingan liga pertamanya, membuka jarak 10 poin dengan saingan terdekatnya sampai Oktober 1986. Penampilan United kemudian menjadi buruk dan United mengakhiri musim di urutan 4 klasemen. Hasil buruk United terus berlanjut sampai akhir musim dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi, pada November 1986, Atkinson dipecat. Setelah itu United merekrut pelatih baru, yaitu Sir Alex Ferguson.
Sebelum Treble (1986-1998)




Alex Ferguson

Alex Ferguson datang dari Aberdeen untuk menggantikan Atkinson dan mengantarkan klub meraih posisi 11. Musim berikutnya yaitu musim 1987–88, United menyelesaikan liga di posisi kedua, dengan Brian McClair yang menjadi pencetak 20 gol liga setelah George Best.

United mengalami masa sulit 2 musim berikutnya. Dengan pembelian pemain yang cukup banyak, Ferguson tidak dapat memenuhi harapan suporter. Alex Ferguson telah berada dalam bahaya pemecatan pada awal 1990, tetapi sebuah gol dari Mark Robins membawa United menang 1–0 atas Nottingham Forest dibabak ketiga Piala FA. Ini membuat Ferguson terselamatkan dan pada akhirnya United memenangkan Piala FA, setelah mengalahkan Crystal Palace di partai ulang babak final.

United memenangkan Winners’ Cup Eropa di 1990–91, mengalahkan juara Spanyol musim itu, Barcelona di final, tetapi mengecewakan di musim berikutnya karena di liga mereka kalah dari saingan, Leeds United.

Kedatangan Eric Cantona di November 1992 merupakan sebuah langkah krusial United saat itu. Cantona membaur bersama pemain dan memenangkan Final Piala FA menjadikan MU menjadi juara dua di liga dan Piala FA. Ferguson membuat suporter kesal karena menjual beberapa pemain Beberapa dari mereka langsung terpilih menjadi anggota Tim nasional sepak bola Inggris. Secara mengejutkan, United kembali meraih double pada musim 1995–96. Ini adalah pertama kalinya klub Inggris meraih double sebanyak dua kali dan akhirnya mereka mendapat sebutan “Double Double”.[6]

Mereka memenangkan liga musim 1996–97 dan Eric Cantona menyatakan pensiun dari persepak bolaan profesional pada usia 30. Mereka mengawali musim 1997–98 dengan baik, tetapi mengakhiri liga pada posisi dua klasemen, dibawah pemenang dua gelar, Arsenal.
Treble (1998–1999)


Trofi Treble Manchester United di simpan di Museum Di Old Trafford

Musim 1998–99 untuk Manchester United adalah musim tersukses karena mereka berhasil menjadi satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih Treble(tiga gelar dalam satu musim) — dengan memenangkan Liga Utama Inggris, Piala FA dan Liga Champion UEFA di musim yang sama.[7] Setelah melewati Liga Utama yang padat, Manchester United berhasil memenangkan liga pada pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2–1, ketika Arsenal menang 1–0 atas Aston Villa.[8] Memenangkan Liga Utama merupakan bagian pertama dari treble United, yang disebut Ferguson bagian tersulit.[8] Di final Piala FA mereka bertemu Newcastle United dan menang 2–0 melalui gol Teddy Sheringham dan Paul Scholes.[9] Pada pertandingan terakhir mereka musim itu, pertandingan Final Liga Champions Eropa 1999, mereka mengalahkan Bayern Munich, pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai comeback terbaik yang pernah ada, kalah sampai dengan injury time dan mencetak gol dua kali di menit-menit terakhir untuk memastikan kemenangan 2–1.[7] Manchester United juga memenangkan Piala Interkontinental setelah mengalahkan Palmeiras 1–0 di Tokyo.
Setelah Treble (1999–sekarang)

United memenangkan liga tahun 2000 dan 2001, tetapi mereka gagal meraih kembali trofi kompetisi Eropa. Pada tahun 2000, Manchester United menjadi salah satu dari 14 pendiri kelompok G-14.[11] Ferguson mengadopsi gaya permainan bertahan dan tetap gagal di kompetisi Eropa dan United menyelesaikan liga pada urutan ketiga klasemen. Mereka meraih kembali gelar liga musim berikutnya dan memulai musim dengan sangat baik, namun penampilan mereka memburuk ketika Rio Ferdinand menerima skorsing 8 bulan karena gagal dalam tes doping. Mereka memenangkan Piala FA 2004, setelah mengalahkan Millwall.

Musim 2004-05, produktivitas gol United berkurang, yang disebabkan oleh cederanya Ruud van Nistelrooy dan United menyelesaikan musim tanpa meraih satu gelar pun. Kali ini, Piala FA dimenangkan oleh Arsenal yang mengalahkan United melalui adu penalti. Di luar lapangan, cerita utamanya adalah kemungkinan klub diambil alih oleh pihak lain dan pada akhir musim, Malcolm Glazer, seorang pengusaha asal Tampa, telah memiliki kepemilikikan United.

United melakukan awal buruk pada musim 2005–06, dengan kepergian Roy Keane yang bergabung dengan Celtic setelah United banyak dikritik publik dan klub gagal melewati babak knock-out Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade setelah kalah dari tim asal Portugal, Benfica. Musim ini adalah musim yang buruk bagi United karena pemain kunci mereka seperti, Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes cedera. Mereka hanya meraih satu gelar musim itu, Piala Liga, mengalahkan tim promosi Wigan Athletic dengan skor 4–0. United memastikan tempat di urutan kedua klasemen liga dan lolos otomatis ke Liga Champions setelah mengalahkan Charlton Athletic 4–0. Akhir musim 2005–06, satu dari penyerang kunci, Ruud van Nistelrooy, meninggalkan klub dan bergabung dengan Real Madrid, karena hubungannya dengan Alex Ferguson retak.[12]

Musim 2006-07 memperlihatkan gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs, dan pemain itu memiliki pera penting dalam pencapaian United di Liga Champions,[13] dengan harapan meraih Treble kedua; namun setelah mencapai babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat).[14]

Dalam perayaan ke-50 keikutsertaan Manchester United dalam kompetisi Eropa, dan juga perayaan ke-50 dari Treaty of Rome, Manchester United bertanding melawan Marcello Lippi dan tim Eropa XI di Old Trafford pada 13 Maret 2007. United memenangkan pertandingan 4–3.[15]

Empat tahun setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh poin di belakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United 1–0 dalam derbi Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0 di final Piala FA 2007 yang berlangsung di Stadion Wembley yang baru.

Pada 11 Mei 2008, United kembali meraih gelar liga setelah mengalahkan Wigan 2-0 di pertandingan terakhir untuk memastikan gelar tersebut, disusul gelar Liga Champions pada tanggal 21 Mei 2008 yang diraih dengan mengalahkan Chelsea 6-5 di final melalui adu penalti setelah bermain seri 1-1 di waktu normal 2×45 menit serta perpanjangan waktu 2×15 menit. Dengan status sebagai juara Liga Champions tersebut, United berhak mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA 2008 dan berhasil menjuarai turnamen tersebut setelah mengalahkan Gamba Osaka 5-3 di semifinal dan LDU Quito 1-0 di final. United pun menjadi klub Eropa kedua yang menjadi juara dunia setelah AC Milan pada 2007.Setahun setelah final Liga Champions UEFA tahun 2008,Manchester United masuk kembali ke final tahun 2009.Namun,secara meyakinkan dipecundangi dan diajari bagaimana caranya bermain sepak bola yang benar oleh FC Barcelona 2-0 di Roma,Italia.